Thursday, November 17, 2011

Bayi Botak????


Bagi bayi di bawah usia enam bulan mengalami kerontokan rambut sangatlah normal. Kerontokan rambut ini diakibatkan terjadinya penurunan secara alami jumlah hormon setelah kelahiran. Bayi dapat pula mengalami kerontokan rambut akibat terus menerus tidur dengan posisi kepala tidak berubah, sehingga kulit kepala dan rambutnya tertekan kuat pada alas tidur.

Selain itu, kerontokan dapat pula diakibatkan oleh infeksi jamur pada kulit kepala yang akhirnya menyebabkan kebotakan di beberapa bagian kepala. Meski demikian, kerontokan rambut akibat jamur ini sangat jarang terjadi pada anak yang berusia di bawah satu tahun. Sementara itu, kerontokan rambut dapat juga dapat disebabkan oleh penurunan jumlah hormon. Tidak ada yang bisa dilakukan terkait dengan kerontokan rambut akibat penurunan jumlah hormon ini selain membiarkannya pulih sendiri seiring waktu.

Bila persoalan kerontokan rambut ini terkait dengan posisi tidur bayi, maka sudah tentu Anda harus mengatur kembali posisi tidur bayi sehingga tidak terjadi penekanan yang terus-menerus pada bagian kulit kepala yang sama.

Bila kerontokan rambut sangat banyak, sementara bayi telah berusia lebih dari enam bulan, segera bawa ia ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan. Mungkin saja kerontokan berhubungan erat dengan gejala kekurangan vitamin atau gejala munculnya sejumlah gangguan medis, seperti alopecia areata yaitu kondisi hilangnya rambut tanpa parut dan biasanya berbentuk bercak pada area tubuh. Meskipun secara medis tidak berbahaya, tetapi alopecia areata dapat menyebabkan tekanan emosional dan psikososial bagi penderita dan keluarganya.

Sejumlah bayi cenderung tidak memiliki rambut sama sekali. Namun, ini sifatnya untuk sementara waktu. Bila hal ini menimpa bayi Anda, tunggu dan cermati saja untuk beberapa waktu lamanya. Biasanya kebotakan ini akan berakhir menjelang bayi berusia satu tahun. Namun, kalau sudah lebih dari usia tersebut masih belum menunjukkan adanya pertumbuhan rambut, cobalah untuk segera konsultasikan hal tersebut dengan dokter. (Djoko Subinarto)***

No comments:

Post a Comment